Surga Ikan Asin Di Tanjung Binga




Kampung nelayan di  Desa Tanjung Binga menjadi salah satu sentra produksi ikan asin yang ada di Kabupaten Belitung, mayoritas warganya yang berprofesi sebagai nelayan membuat sebagian besarnya juga menggantungkan hidup pada hasil tangkapan laut. 

Disinilah ikan jenis leisi dan lampas biasa digunakan sebagai bahan baku dari ikan kering atau ikan asin. Aktifitas pembuatan ikan dimulai sejak pagi hari, para nelayan yang sejak dua hari melaut, pulang untuk mengolah hasil tangkapan mereka. Sepanjang pesisir pantai desa ini tertutupi oleh tempat penjemuran ikan. Sejauh mata memandang sejauh itu juga tempat penjemuran ikan ini terbentang.
Ikan leisi atau lampas yang berhasil ditangkap akan langsung dicuci dan ditaburi garam lalu kemudian dikeringkan dengan cara dijemur selama dua hari. Tidak hanya diasinkan ikan-ikan ini juga ada yang diolah dengan cara langsung direbus lalu dikeringkan tanpa proses penggaraman terlebih dulu. Proses perebusan biasanya membuat ikan ini tahan lebih lama.



Ikan asin yang siap jual akan dikemas dalam kardus dan kirim ke luar provinsi, seperti Kalimantan dan Jawa. Berat perkardus mencapai 40 kilogram dan dihargai 500 ribu Rupiah, masyarakat luar Desa yang berminat juga dapat langsung membeli ke pemukiman nelayan di Desa ini.
Aktifitas nelayan di Desa Tanjung Binga cenderung sepi jika musim angin barat atau gelombang tinggi melanda perairan Belitung. Sebagian ada yang tetap melaut menuju perairan Belitung timur dan wilayah lainnya berharap mendapatkan hasil laut yang melimpah.