Terjebak di Dusun C2 (Batal Syuting di Air Terjun Bukit Pading)


Selfie di Tanjung Berikat, sebelum berangkat Menuju Dusun C2
Ini tentang Pertama kalinya saya datang ke air terjun bukit pading yang ada disusun C2 Desa lubuk Pabrik kabupaten Bangka tengah. Pada Kunjungan yang pertama ini saya langsung mendapatkan pengalaman menarik dan nggak mungkin dilupakan, yaitu mobil kantor yang saya tumpangi terjebak di jalan menuju bukit pading.
 Waktu Itu saya, Adul, Intan dan Caris berniat untuk survey lokasi syuting program negeri Indonesia dan pelangi yang akan tayang di TVRI. Setelah mengunjungi desa Batu Beriga dan melihat pantai Tanjung berikat, kami kembali meninjau lokasi lain yang kami pikir dapat kami eksplore pada program wisata kami.  Dan air terjun inilah yang menjadi tujuan lain itu.
Melacak lokasi air terjun C2 ini memang sulit, kami menggunakan ingatan Adul sebagai penunjuk jalan. Sempat juga menggunakan google map untuk Navigasi, hasilnya tidak begitu memuaskan. Adul memang pernah berkunjung ke air terjun Bukit Pading, saat itu Adul sedang menjalankan proses syuting Indonesia Membangun dan iseng Jalan ke Air Terjun ini. Setelah bulak-balik melewati dua desa, kami akhirnya menyerah dan sepakat menggunakan jurus pamungkas, yaitu bertanya. Hasilnya brilian ternyata kami telah jauh meninggalkan desa Lubuk Pabrik dan Berada di Desa Trubus. Jarak trubus menuju lubuk Pabrik sekitar 15 menit. Sampai dipusat kota lubuk Pabrik tepatnya sebelum pasar kami langsung belok kiri dan masuk menuju dusun C2.
Masuk ke jalan dusun ini, awalnya kita akan sedikit lega karena jalan telah diaspal tapi ternyata itu tidak lama, semakin kami masuk menuju C2 semakin merah juga jalan yang kami lalui. Akses jalannya juga cukup parah. Setelah hampir 20 menit diperjalanan dan sesekali berhenti untuk bertanya,  kamipun tiba di kebun sawit, mobil masih kami paksa untuk off road padahal jalur itu hanya bisa dilalui motor. Sumpah Nekat bangets.
Dengan modal nekat dan yakin jika jalan ini layak dilalui mobil. Sampai lah kami disebuah jalan yang menurun dan curam.  Tidak jauh dari turunan itulah, terjadinya peristiwa mobil kami terjebak dilumpur.
Sekarang kami baru sadar jika lokasi tempat kami terjebak saat itu adalah tempat yang tidak bisa dimasuki mobil, kami cukup nekat untuk melewatinya dengan mobil kijang saat itu. Saya baru sadar juga kalau berkunjung ke bukit pading kita harusnya meninggalkan mobil jauh dari lokasi dimana mobil kami terjebak dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. It's A lesson .
Seharusnya Mobil Kita tinggal disini dan jalan kaki...😂😂😂
Tapi bubur sudah terlanjur siap dan nasi hanya tinggal kenangan. Kami harus menerima jika mobil kami terhenti ditempat ini. Sepi tidak ada siapapun yang lewat dan ditengah hutan. Saya, Adul dan karis berusaha untuk tetap tenang dan mencari solusi. Karena panik bukan jawaban.  Host kami Intan Malika Masih Speechless 😕😕bingung apakah nantinya dia harus mengambil bagian dalam Mendorong mobil ini atau tetap duduk manis didalam mobil layaknya ratu yang ditandu..😁😀
Saya, Adul dan Kharis mencoba cara untuk mengeluarkan mobil ini. Mulai dari mendorong mundur mobil, mengganjal dengan Batang pohon dan menekan gas kuat-kuat untuk keluar dari tempat ini.
Tapi kubangan lumpur yang dalamnya setinggi betis orang dewasa ini tetap kuat mencengkram mobil kijang merah kami  semakin dalam. Setelah mencoba mendorong mundur maka kamipun mencoba mendorong mobil kearah depan. Awalnya ban mobil tetap berputar kencang dan mobil tidak bergerak sama sekali. Tapi akhirnya   thank God, Alhamdulillah cara ini berhasil membawa Mobil keluar dengan selamat. 
Mobil Nyaleps (terperosok), 
Muka Karis sebagai juru kemudi mulai cerah, saya dan Adul bersyukur atas berhasilnya kami mengatasi masalah ini. Kamipun memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan menggunakan mobil, dan akan berjalan menuju air terjun bukit pading yang sebenarnya jaraknya tidak jauh lagi.  "Sukses juga lepas dari kubangan lumpur",  Gumam saya.
Karena hari semakin sore dan Khawatir mobil akan terjebak kembali saat pulang , kamipun memutuskan untuk memutar balik mobil dan kembali melewati kubangan lumpur yang sempat menguras tenaga kami semua, kecuali Intan, mungkin stok ketersediaan paniknya aja yang semakin menumpuk saat itu. 
Mau tidak mau Inilah PR kami selanjutnyahhh sodara-sodara, yaitu membuat mobil tidak kembali terjebak di jalur semula. Eng-ing-eng!!! Petualangan Bermula!!!!
Bergaya layaknya petualang sejati kami memutuskan untuk membuka jalur baru tepat  kiri jalan. Bersebelahan dengan kubangan lumpur yang menjebak mobil kami diawal. Dengan tangan dan kaki, kami berusaha menyingkirkan ilalang dan tumbuhan hutan yang cukup tinggi. Mengangkat Batang pohon yang terlihat kecil dari permukaan rumput, tapi ternyata itu adalah ujung atas dari sebuah pohon tumbang. Saya sempat bernisiatif mengangkatnya sendiri tapi Batang  ini tidak mau pindah hingga akhirnya kami bertiga yang mengangkatnya. 
 
yang dilingkari adalah batang yang menghalangi jalur kembali mobil😱😝
Bisa dibayangkan mengangkat pohon yang tumbang, dengan panjang hampir dua belas meter dan diameter nya kurang lebih tujuh centimeter, ini harus kami pindahkan jika ingin mobil melaju mulus di jalur yang kami buat ini. Tekad kami yang besar tidak dibarengi dengan tenaga kami yang besar juga ternyata (arti sebenarnya adalah kebalikan nya), tapi kemauan kuat saat itu mengalahkan kekurangan kami. Walau sedikit-sedikit  pohon yang membentang dijalanan itupun berhasil kami pindahkan. Dan hanya berpindah Sedikit juga.
Setelah dirasa cukup kami mencoba memutar mobil dan melewati jalur baru yang telah dipersiapkan. Alhamdulillah.. mobil kembali selip. Kami pun kembali bingung, Ban belakang tidak bergerak, dan terjerumus di bagian pinggir kiri jalan yang becek dan berlumpur. Karis terus menekan gas dalam-dalam, mobil tak kunjung Keluar dan malah oleng kepertengahan jalan tempat kubangan lumpur yang menjebak kami tadi berada. Kami berhenti sejenak dan mencoba mencari solusi.
Karena kondisi mobil semakin miring, Karis berspekulasi jika mobil bisa saja terbalik jika dipaksakan melaju, "Men dipaksa maju, ko takot pacak kebalik nyah bang!!", artinya : kalau mobil dipaksa maju, saya takut mobilnya kebalik bang, Ujar Karis khawatir padahal mobil belum memasuki jalur yang telah kami buat. Saat itu Sepertinya  memanggil bantuan dari kantor adalah cara yang tepat, tapi proses menunggu mereka datang saja  bisa menghabiskan waktu hingga magrib.
Akhirnya saya dan Adul berjaga di badan mobil yang miring sedangkan Karis kembali mengemudikan mobil dan menekan gas untuk membuat mobil dapat keluar dari jalur lumpur, kami berdua sudah siap menahan mobil kalau-kalau mobil ini terbalik. Ada ancaman seperti ini intan jelas tidak berada didalamnya intan sudah sedari tadi nangkring memonitori kami. "Nonton".
Karis mulai bikin mobil kembali meraung, saya dan Adul masih bersiap menahan mobil, Alhamdulillah semakin kencang ban belakang mobil berputar ternyata semakin dalam pula mobil kami masuk dilumpur bagian tengah jalan. Kami berhenti sejenak, dan belum mau berputus asa. Setiap Batang kayu setiap dahan ilalang setiap pecahan dahan yang lapuk kami masukkan dibagian ban belakang. Semoga saja ini membantu. Intan tidak berdiam diri, teriakan semangat dari Intan semakin membuat kami berbeda dalam melihat sosok host Pelangi yang satu ini,  saat itu dia adalah motivasi dan inspirasi bagi kami. Terimakasih intan, atas dukungan morilnya, dengan memompa rasa semangat kami, terlebih lagi ini beban untuk kami.  Karena apa yang akan kami katakan pada kedua orang tua intan jika sampai anak kesayangan mereka harus bermalam di hutan menjaga mobil kijang yang sejak dua jam tadi terjerembab.
Adul dan saya masih bertahan di bagian mobil yang miring, posisi siaga kami terlihat siap menahan mobil kijang yang sewaktu-waktu terbalik saat didorong keluar dari lumpur. Karis kembali memantapkan posisi untuk menekan gas.
Saat Gas ditekan ban mobil bagian belakang mulai menapaki sedikit demi sedikit ganjalan yang kami telah siapkan. Kharis terus mengarahkan mobil kebagian kiri, tempat dimana jalur yang kami baru buat tadi. Saat mobil sepertinya akan keluar dari keterpurukan Kharis dengan gesit mengatur tekanan gas dan kecepatan mobil, hingga mobil melenggang di rute yang telah kami buat. Dan akhirnya mobil-pun keluar dari lumpur, tanpa terbalik seperti yang dikhawatirkan. Usai sudah perjuangan kami di jalan berlumpur itu. Lelah, sudah pasti kami rasakan, lumpur dan cipratan air kami ikhlaskan membasahi sebagian celana dan baju kami.
Ini saatnya membersihkan diri di Air terjun yang jaraknya tidak jauh lagi. Kami memutuskan untuk berjalan menuju air terjun bukit pading, sia-sia rasanya berjibaku dengan lumpur diperjalanan tanpa menuntaskan tujuan kami datang kedusun C2, yaitu untuk melihat air terjun  bukit pading.
Gemuruh air terjun samar-samar mulai terdengar. Kami terus menyusuri jalan melewati pondokan kayu, dan bangunan kecil permanen yang sampai sekarang kami tidak tahu bangunan apahhh.
Setelah melewati jalan yang lumayan curam sambil sedikit berceloteh tentang kejadian  mobil terjebak tadi kamipun sampai di Air terjun, saat itu kami belum tahu jika air terjun yang kami kunjungi saat itu adalah air terjun ke tiga.
bilas-bilas usai kerja keras banting tulang!!! hahahah 😀😆😅
Kami segera beristirahat, mencuci baju, membilas sepatu dan celana. Adul bahkan memilih mandi. Dingin dan segar....
Peristiwa mobil nyalep membuat kami berfikir ulang untuk syuting di air terjun bukit pading, bukan kapok, tapi persiapan yang singkat dan awamnya kami, khususnya saya dengan lokasi air terjun ini. 
Pengalaman dan pembelajaran yang berharga dari survey kami ke dusun C2 khususnya Bukit pading...

Terimakasih Bukit Pading, untuk pengalaman yang tak terlupakannya...
Melapas Lelah, sambil menikmati Kesejukan Air Terjun Bukit Pading...




<\center>


0 Komentar