Rute Genit Menuju MANJANG MERAH


Manjang Merah Air Terjun Pertama
Penasaran aja sih pengen tahu tentang air terjun yang Satu ini. Apalagi Cerita seru sekumpulan anak muda dusun Buhir tentang bagusnya Air terjun Manjang merah ini Bikin gatel mata saya.
Ingin rasanya melihat langsung air terjun ini dari dekat Dan merasakan sensasi gebiyar-gebiyuur nyemplung di Manjang Merah. Saya pastikan akan pergi melihat Manjang Merah apapun yang terjadi, dengan catatan Ada kesempatan.
 Dan akhirnya semua hasrat tentang Manjang Merah terobati, Selang tiga pekan sejak obrolan kami mengenai air terjun ini bersama anak muda desa Buhir di puncak Mupos. Saya bersama Dwi Dan juga producer kami Pak Joni finally datang ke Dusun Buhir untuk hunting lokasi produksi Paket Acara Terpadu tentang Manjang Merah.
Sampai di dusun buhir, Desa Berbura, kecamatan Riau Silip tepat pukul 12 siang, kami lebih dulu bersilaturahmi bersama aparat desa Berbura di kantor desa, diruang tamu kantor berjejer foto-foto potensi wisata Alam dari desa ini, khususnya air terjun. Ada tiga air terjun eksotis yang tersembunyi di desa ini, Karena​ kami fokus ke Manjang Merah, sesi ramah tamah kami saat itu lebih fokus berdiskusi pada air terjun ini. Kisah warisan para tetua desa tentang Manjang Merah-pun langsung mengisi obrolan kami.
Setelah mendapat restu dari ibu kades. Kami bulatkan tekad untuk menaiki anak bukit Maras. Awalnya sempet waswas nggak bisa naik karena Cerita bang Hasan terkait kondisi cuaca yang rentan hujan jika menjelang siang. Tapi matahari terik yang kami lihat memacu semangat kami saat itu, melecut tekads dan menyeruduk rasanya malas, hingga akhirnya Kita putuskan untuk terus melanjutkan perjalanan.
Rute cihuy sudah kami rasakan saat Bang Hasan Dan Pak Yanto dan Bang Mora mengantar kami menggunakan motor. Lokasi Manjang merah yang berada di kawasan hutan konservasi, membuat pemerintah desa tidak leluasa mengelola tempat potensial ini. Sehingga jalan setapak yang kami lalui belum banyak mendapat sentuhan, beberapa terlihat lumayan becek Dan berlumpur. #sebenernya nggak cuman terlihat tapi juga terasa. Kita bahkan harus sesekali turun dari motor supaya motor bisa leluasa menaklukkan endapan Lumpur yang agak dalam. 

Rute Bersahabat dan Lancar
Sampai akhirnya setelah kurang lebih 10 menit, kamipun menepikan motor Dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Sejauh dua menit perjalanan, Rutenya masih bersahabat. Sampai akhirnya tanjakan Genit pun mulai manja-manja menebar tantangannya. 
Rindangnya aneka pohon hutan seolah menyemangati kami dengan suplai oksigen segar.  jantung saya semakin deras memompa, urat-urat betis mengencang meski ogah-ogahan menopang beban badan yang berlemak.hahaha. Saat itu bagi saya Yang terpenting jiwanya harus tetap petualang, meski fisiknya bukan.Ini akibatnya kalau Kita  jarang berolahraga. Berbeda dengan saya, Pak Joni malah Bersyukur dengan jalan-jalan kali ini, menurutnya ini adalah kesempatan untuk pemanasan sekaligus latihan manasik sebelum menjelang idul adha nanti naik haji.
"kalau nggak gini kapan lagi olahraga rul, sekalian latihan manasik" kata pak joni sambil terengah-engah. saya masih harus mengatur nafas untuk meladeni obrolan pak joni. sampai akhirnya kami memutuskan BRREAKKK!!!.

kita istirahat sejenak sambil mengatur nafas dengan gemuruh detak jantung, et dah angin ribut kali gemuruh. Masih sambil terengah-engah, air minum botolan yang dari awal kami siapkan mulai berkurang setengah. Banyak minum semakin banyak keringat yang keluar Dan malah sampai bercucuran. sensasi ini yang selalu dirasakan kalau kita jalan-jalan manjatin bukit atau gunung. ini satu solusi efektif buat kita yang males bener sama olahraga, tinggal naik-naik kepuncak gunung  atau bukit, uap panas akan terasa dari sekujur tubuh hingga akhirnya pun berkeringat,  rasanya luar biasa. badan berasa ringan walau sebenernya enggak di timbangan..

BREAK!!
Perjalanan kita lanjutkan, target kami adalah air terjun pertama manjang merah dengan kucurannya yang melewati lubang batu, Dan ini terbentuk secara alami. sebenernya ada satu air terjun lagi setelah air terjun tingkat pertama tapi pak hasan nyaranin kita untuk tidak berangkat, khawatir turun hujan dan waktu yang tidak memadai. belum lagi fisik saya yang sedari tadi ngeluh minta break setiap sepuluh menit. 
rute jalan didepan semakin elok dan sedap dipandang mata, mata batin khususnya. hahaha. Nanjaknya Nonjok banget. belum lagi kelok-keloknya yang provokatif menyulut pergolakan jiwa   "bisa lanjut apa enggak eaahhhh"(suara hati). Pokoknya setiap tanjakan nampak genit menggoda Kita buat "udah stop ajahhh entar cape!!"
Satu hal yang harus Kita camkan. Menaiki bukit atau gunung tidak hanya masalah kekuatan fisik tapi kekuatan fikiran. Yakinkan pada diri Kita kalau Kita bisa!! bukan sebaliknya. Ini pengalaman saya, semakin saya berfikir untuk menyerah semakin nggak sanggup rasanya naklukin setiap tanjakan. Hehehe, maklum newbi, baru dua kali ini naik bukit maras. 

ini Rute Menggoda!!! Setelah Tanjakan Ini, Jalan Datar Mulai Jarang ditemui, 
Setelah hampir 15 menit dari pemberhentian pertama, Pak Joni-pun Menyerah dan memutuskan untuk beristirahat. Dwi terpaksa harus ikut isitrahat untuk menemani pak joni. "lanjut rul, saya nunggu disini saja", "siap pak!" jawab saya, padahal kalau bukan karena rasa penasaran dan tanggungjawab hunting mungkin saya yang akan meraung minta BREAK!!!.. 
Giliran Pak hasan dan Pak Yanto yang menemani saya untuk terus melaju!!!! menaklukkan rute genit bukit Maras. Saat itu saya pastikan tidak tergoda untuk break terlalu lama. Karena hujan akan menjadi resikonya.  Maka tidak ada kata untuk berhenti!!! Kami Bertiga semakin semangat untuk terus maju.  Tapi rupanya tekad itu hanya bertahan sepuluh menitan. Dan saya harus kembali ngosngosan, beruntung ada pemandangan air terjun disekitar perjalanan jadi bisa istirahat sambil foto-foto.

Salah Satu Air Terjun yang Elok
Meski air terjun yang satu ini nggak jadi tujuan Kita,  tapi pemandangan yang disuguhkan cukup luar biasa. Batuan tebing yang kokoh ditambah kucuran air sungai Manjang Merah yang mengalir dari sela-sela batuan, bikin siapa saja yang ngelihatnya langsung tahu, kalau air terjun ini kece banget.
Satu hal yang disayangkan dari hutan ini adalah adanya penebangan liar, saya banyak melihat pohon tumbang yang ditebang sembarangan. Yahh semoga aja pada sadar kalau menebang pohon dikawasan hutan konservasi ini bakal banyak dampaknya. Hutan gundul, habitat terganggu, Dan pohon-pohon yang dilindungi Makin banyak yang punah, jadi udah lah, mending berhenti aja punya niat ngerusak hutan dengan penebangan liar.


Penebangan Liar
Mudah-mudahan pohon disini nggak banyak ditebangin 
Sabar adalah kunci dari pendakian ini, yang terpenting Kita tidak mundur atau menyerah. Pak Hasan sempat bilang, dari tempat kita istirahat sekarang Kita butuh 30 menit lagi untuk sampai ke air terjun Manjang Merah yang dituju.
Wah kece banget dengernya, masalahnya dari tadi saya nggak banyak nemuin jalan datar menuju kesini, tapi sebaliknya rute menuju air terjun malah pendakian yang tak berujung.
tapi tidak ada kata lain, Asa kembali saya himpun, tenaga yang sedari tadi terkuras coba kembali saya pungutin, yang terpenting jangan menyerah, karena pantang bagi saya untuk menyerah, tentunya dengan beberapa alasan, hunting lokasi hari ini bakal nothing kalau ampe saya nyerah, dan siapa lagi yang akan hunting sementara saya bertanggungjawab penuh untuk proses syuting nanti. Dan alasan selanjutnya adalah rasa penasaran saya akan menjadi penasaran yang mengkristal dan tak terobati. #epic!!!.

Break Jilid II
Jalur Sungai Yang harus dilalui
"Okey Pak Kita lanjut" ajak saya dengan semangat, "santai-santai Pak, kalau kami asalkan bapak semangat kami ikut semangat Pak!", Celetuk Pak Hasan.. dan kamipun melanjutkan perjalanan kami. Kami mengambil rute bebatuan pada jalur sungai, pastinya harus ekstra hati-hati karena bebatuan banyak ditumbuhi lumut Dan licin. Perjalanan selanjutnya sepertinya saya harus menggunakan sepatu hiking biar safe.
Jarak yang awalnya diperkirakan 30 menit ternyata kita tempuh dengan  tujuh menit saja, Pak Hasan Mengaku salah perhitungan dengan perkiraan waktu tempuh kita menuju air terjun manjang Merah ini. Dari pemberhentian terakhir  ternyata kita tidak jauh lagi untuk bisa sampai di air terjun Manjang Merah yang kita tuju. dan satu hal lagi yang menjadi penyesalan Pak Joni, sebenarnya sekitar sepuluh menit perjalanan saja untuk dapat sampai ke air terjun manjang Merah dari tempat Pak Joni beristirahat. dan sepertinya itu akan menjadi penyelasan tiada henti. hahaha. Air terjun yang satu ini memang terbilang jarang dikunjungi oleh masyarakat sekitar. Banyak alasannya, mulai dari rutenya yang sulit di taklukkan hingga keyakinan warga dusun buhir bahwa ada nuansa mistis dari air terjun ini. Terlepas dari itu semua saya merasa bersyukur dapat tiba di air terjun Manjang Merah ini. Meski hanya tingkat pertama. sepertinya butuh semangat ekstra untuk bisa manjatin setengah jam-an rute perjalanan ke air terjun selanjutnya.


finally arrived

Penat yang dari tadi hinggap mulai sirna, Jalan Gontai diserang kelelahan terbayar, pas liat air terjun yang Satu ini. air terjun ini tepat berada bebatuan perbukitan yang membentuk lubang alami  cukup besar. Warna airnya  agak coklat kemerahan, berbeda dengan air kebanyakan yang biasanya bening dan jernih. Saya belum tahu alasan kenapa air terjun ini bisa berwarna Coklat kemerahan.
Pak Hasan Dan Pak Yanto sudah bersiap puntuk berenang, mereka langsung nyemplung ke sungai melepas lelah yang sedari tadi  kami rasakan. Melihat semua berenang saya nggak mau kalah, sia-sia rasanya kalau sudah sejauh ini dan kita nggak berenang. Minimal basah-basahan lah. hehehe..
dan biyurrrrrrr!!! sayapun nyemplung. Dinginnya air sungai manjang merah membasahi sekujur badan. Nggak ada yang lain yang saya rasakan selain kesegaran luar biasahhhhh. seolah-olah mimpi yang terwujud dan target yang tercapai, berenang disini menjadi ritual wajib yang nggak boleh nggak dilakukan bagi siapa saja yang mendaki kaki bukit maras untuk mengunjungi manjang merah.



Pengennya sih lama-lama, tapi saya ingat dengan pak Joni dan Dwi yang lagi nungguin kita dibawah, yah  acara berenang sekaligus hunting ke air terjun manjang merahpun terpaksa saya sudahi. Sebenarnya masih ada satu tingkat lagi air terjun yang bisa dikunjungi diatas, tingginya kurang lebih 20 hingga 30 meter dan konon memiliki tujuh tingkatan. melihat stamina dan waktu yang mepet, kitapun memutuskan nggak naik lagi. Dan langsung menuruni bukit untuk pulang.
perjalanan turun lebih seru dari yang dibayangkan, tiba-tiba saja hujan lebat mengguyur kaki bukit manjang merah, tepatnya dilokasi pemberhentian Pak Joni dan Dwi berada. dan tidak ada pilihan lain selain basah-basahan. 15 menit berjalan dan 10 menit naik motor kami berenam masih ditemani  hujan lebat. Dan hujan masih belum berhenti saat kami tiba diKantor Desa Berbura. Terus terang ini Diluar dugaan. Saya, Dwi dan Pak Joni tidak mempersiapkan kedatangan hujan hingga akhirnya perjalanan kami dari Riau Silip Hingga pangkalpinang-pun terpaksa menggunakan pakaian basah. Beruntung handphone dan dompet berhasil kami amankan di plastik. Intinya kalau berniat mengunjungi air terjun manjang Merah perjalanan harus dimulai sejak pagi hari karena diatas jam 12 cuaca akan sulit untuk ditebak. Dan hujan biasanya sering terjadi setelah tengah hari.
Pupus sudah rasa panasaran tentang air terjun Manjang Merah. tentunya dengan menaklukkan rute genitnya yang menantang dan menggodahhh... 

0 Komentar